Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No: 97
Di antara sebab-sebab terkabulnya doa:
Kesepuluh: Bertawassul ketika berdoa
Tawassul adalah menggunakan wasîlah (sarana) agar doa atau ibadah bisa lebih diterima dan dikabulkan.
Wasîlah secara bahasa berarti segala hal yang dapat mendekatkan kepada sesuatu. (Ash-Shihâh V/1841).
Sedang menurut istilah syari’at, wasîlah yang diperintahkan dalam al-Qur’an adalah segala hal yang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah ta’ala. Yaitu berupa amal ketaatan yang disyariatkan. (Tafsir Ath-Thabari VIII/403 dan Tafsir Ibnu Katsir III/103).
Di antara dalil tawassul adalah firman Allah ta’ala,
[arabic-font]”يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَابْتَغُواْ إِلَيهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُواْ فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ”[/arabic-font]
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasîlah (sarana) untuk mendekatkan diri kepadaNya. Serta berjihadlah di jalan-Nya agar kalian beruntung.” QS. Al-Maidah (5): 35.
Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma menafsirkan ayat di atas, ”Makna wasîlah dalam ayat tersebut adalah qurbah (peribadatan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah).”
Penafsiran serupa juga diriwayatkan dari Mujahid, Ibnu Wa’il, al-Hasan, Abdullah bin Katsir, as-Suddi, Ibnu Zaid dan yang lainnya. Qatadah menjelaskan makna ayat tersebut, ”Mendekatlah kepada Allah dengan mentaati-Nya dan mengerjakan amalan yang diridhai-Nya.” (Tafsir Ath-Thabari VIII/403-404 dan Tafsir Ibnu Katsir III/103).
Cara tawassul yang benar
Di antara cara tawassul yang dicontohkan dalam al-Qur’an dan Sunnah:
Pertama: Bertawassul dengan menyebut asma’ul husna dan sifat-sifat Allah, yang sesuai dengan hajatnya ketika berdo’a. Sebagaimana diperintahkan Allah dalam QS. Al-A’raf (7): 180.
Poin ini telah kita bahas dalam Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No: 96.
Kedua: Bertawassul dengan amal shalih
Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits sahih yang mengisahkan tentang tiga orang yang terperangkap dalam gua. Lalu masing-masing bertawassul dengan amal shalih mereka. Orang pertama bertawassul dengan amal shalihnya berupa menjaga hak buruh. Orang kedua bertawassul dengan kebaktian kepada kedua orang tuanya. Sedangkan orang ketiga bertawassul dengan rasa takutnya kepada Allah ta’ala, sehingga membatalkan perbuatan zina yang hendak dia lakukan. Akhirnya Allah ta’ala membukakan pintu gua itu dari batu besar yang menghalanginya, hingga mereka bertiga pun akhirnya bisa keluar dengan selamat. (HR. Muslim).
Bersambung…
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 7 Sya’ban 1437 / 16 Mei 2016
Diringkas oleh Abdullah Zaen, Lc., MA dari https://muslimah.or.id/946-memahami-tawassul.htm